Menantu aktris senior Rima Melati, Aditya Tumbuan dan Marisa Tumbuan berbagi cerita mengenang sang bintang sebagai pribadi yang rendah hati.
“Saya dengar dari teman- teman, sahabat mama. Mama itu adalah orang yang sangat amat sangat baik. Ya itu sering menolong orang, membantu orang,” kata Aditya mengenang sang bunda di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto, Kamis malam.
Ia menambahkan, sepanjang hidupnya, Rima Melati menjadi panutan tidak hanya bagi keluarganya tetapi juga bagi teman-temannya.
“Semua Alhamdulillah cerita- cerita baik lah tentang ibu. Jadi semua yg datang ke rumah sakit, berbicara positif. Dia selalu membantu orang, selalu care sama orang. Jadi mungkin itu pesannya untuk kami. Orang yang tidak terlalu kenal pun dia bantu. Jadi ini pesannya ya buat kami anak- anaknya bahwa memang diwajibkan meniru ibu,” katanya.
Kenangan lain yang Marisa bagikan saat mempersiapkan pesta ulang tahun terakhir mertuanya, mengaku tersentuh dengan banyaknya cerita baru dari teman-teman Rima yang menceritakan peran aktif aktris tersebut sebagai artis.
Berawal dari kebiasaannya yang ramah hingga membantu dalam pertunjukan teater, anak bangsa mampu tampil di Belanda pada masa lalu. Cerita menarik didapat bukan dari mertua secara langsung melainkan melalui penuturan teman-temannya.
“Banyak hal yang kita baru tahu, ternyata Mama itu pernah bikin pertunjukan teater. Teater Koma di Belanda dulu, dia bahkan membantu membuat naskahnya jadi dalam Bahasa Belanda. Itu sesuatu yang baru juga ya buat kita,” kata Marisa dengan nada yang terkagum menceritakan sosok Rima.
Rima Melati memang dikenal sebagai salah satu tokoh senior di industri hiburan Indonesia dan memiliki kesan yang mendalam pada banyak artis termasuk musisi dan pembuat film, ia semakin dikenal karena memenangkan berbagai penghargaan film baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Selain sederhana, di saat-saat terakhirnya melawan komplikasi infeksi, Marisa melihat Rima sebagai seorang pejuang karena meski usianya sudah tidak muda lagi ia tetap berusaha melawan penyakit yang dideritanya.
Ia harus menjalani terapi yang berpengaruh besar pada tubuhnya, namun tetap ia lakukan agar kesehatannya kembali normal. Di usia 83 tahun, Rima Melati harus mengembuskan napas terakhir di RSPAD Gatot Subroto setelah menjalani perawatan intensif.
Dokter menyatakan bahwa Rima mengalami gagal jantung setelah berjuang melawan komplikasi infeksi mulai dari infeksi punggung, infeksi paru-paru, dan akhirnya infeksi ginjal.