Close Menu
beritaindonesia.linkberitaindonesia.link
  • Beranda
  • News
  • Editorial
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Sports
  • Student
Facebook X (Twitter) Instagram
Update
  • Diungkap Kuasa Hukum, Vadel Badjideh Lega Setelah Sampaikan Permohonan Maaf pada Nikita Mirzani
  • Kasus Vadel Badjideh dan Lolly, Oya Abdul Malik Minta Publik Jaga Empati
  • Oya Abdul Malik Harap Publik Tak Larut dalam Narasi Emosional soal Kasus Vadel Badjideh
  • Deolipa Yumara Masih Mengupayakan Rehabilitasi Untuk Fariz RM
  • Sidang Fariz RM Kembali Digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
  • Deolipa Yumara Ungkap Fariz RM Dapat Dukungan dari Rekan Musisi di Persidangan
  • Vadel Badjideh Menyesal, Minta Maaf ke Nikita Mirzani dan Laura Mirzani di Persidangan
  • Nikita Mirzani Menangis Saat Laura Meizani Beri Kesaksian di Sidang Vadel Badjideh
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube TikTok
beritaindonesia.linkberitaindonesia.link
  • Beranda
  • News
  • Editorial
  • Bisnis
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Otomotif
  • Sports
  • Student
beritaindonesia.linkberitaindonesia.link
Home»Lifestyle»Kesehatan»Menkes Ungkap Penyebab Vaksin Booster Masih Sedikit
Kesehatan

Menkes Ungkap Penyebab Vaksin Booster Masih Sedikit

Redaksi BeritaIndonesiaBy Redaksi BeritaIndonesia14 Juli 2022
Facebook Twitter Email WhatsApp
Menkes Ungkap Penyebab Vaksin Booster Masih Sedikit
Menkes Ungkap Penyebab Vaksin Booster Masih Sedikit
Di tengah lonjakan kasus Corona lagi, perkembangan vaksinasi COVID-19 di Indonesia saat ini masih rendah. Ini juga termasuk dalam cakupan vaksinasi dosis ketiga atau booster.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan cakupan vaksinasi booster di Indonesia saat ini masih di bawah 30 persen.
“Perkembangan vaksinasi booster cenderung stagnan. Bahkan, 28 dari 34 provinsi di Indonesia memiliki cakupan di bawah 30 persen,” kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Rabu (13/7/2022).
Dalam penjelasannya, cakupan vaksinasi booster tertinggi ada di Bali, yakni 58 persen. Disusul DKI Jakarta, Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur meski belum mencapai 50 persen.
“Kenapa sedikit digenjot? Di mana-mana negara lain sama. Karena orang mungkin merasa divaksinasi dua kali lebih kuat. Kalau kita lihat data ilmiah menunjukkan, setelah 6 bulan ada penurunan (efektifitas),” kata Budi Gunadi saat memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas Evaluasi Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Istana Merdeka, Jakarta pada 4 Juli 2022.
1 2
Share. Facebook Twitter Email WhatsApp

Berita Lainnya

PrimaKu dan IDAI Kolaborasi Atasi Tantangan Kesehatan Anak di Indonesia

13 Desember 2024

Manfaat Biji Aprikot dalam Aprica B17 Terbukti Melawan Sel Kanker

21 September 2024

Terkena Sindrom Stevens Johnson, Kartika Putri Sempat Berobat ke Luar Negeri

30 Mei 2024
Leave A Reply Cancel Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

BERITA TERBARU

Diungkap Kuasa Hukum, Vadel Badjideh Lega Setelah Sampaikan Permohonan Maaf pada Nikita Mirzani

5 Juli 2025

Kasus Vadel Badjideh dan Lolly, Oya Abdul Malik Minta Publik Jaga Empati

5 Juli 2025

Oya Abdul Malik Harap Publik Tak Larut dalam Narasi Emosional soal Kasus Vadel Badjideh

4 Juli 2025

Deolipa Yumara Masih Mengupayakan Rehabilitasi Untuk Fariz RM

4 Juli 2025

Sidang Fariz RM Kembali Digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

4 Juli 2025
Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Arsip Video
  • Privacy Policy
© 2025 BeritaIndonesia.Link | beritanya orang indonesia

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.