Pemkot Semarang Beri Perhatian Para Porter di Stasiun dan Bandara
Semarang – Satu setengah tahun pandemi Covid-19 secara nyata melumpuhkan banyak profesi, salah satunya jasa porter kereta api dan bandara.
Kebijakan pembatasan PPKM yang diberlakukan pemerintah, menyebabkan banyak perjalanan kereta dibatasi. Dalam sehari saja, di wilayah Daop 4 Semarang hanya terdapat 4 kereta api yang beroperasi dan berhenti di Stasiun Tawang Semarang.
Hal ini mengakibatkan menurunnya penumpang yang berpengaruh pada penghasilan para porter.
Selama pandemi melanda, para porter semakin terhimpit dan kesulitan perekonomiannya hingga banyak yang banting ke profesi lain demi bertahan hidup.
Ia mengaku jika pendapatannya sebagai porter turun drastis. “Kalau biasanya bisa ‘angkut’ barang penumpang sampai 8 kali sehari, sekarang hanya angkut dua kali. Paling-paling bisa bawa pulang Rp. 40ribu hasil dari kerja porter. Itupun kalau dapat penumpang, karna jumlah porter disini kan banyak,” ujar pria tiga anak ini.
Kondisi porter stasiun dan bandara tersebut mendapat perhatian dari Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Ia mengajak manajemen PDAM Tirta Moedal dan UMKM Semarang untuk ikut berbagi memberi paket sembako untuk para porter di Stasiun Tawang, Stasiun Poncol dan Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang.
Turut mendampingi, Direktur Umum (Dirum) PDAM Tirta Moedal Semarang, Farchan Hilmie, Wakil Kepala Stasiun Semarang Tawang Daniel Yuniarta dan Lurah Tanjung Mas, Margo Haryadi.
“Awalnya saya melihat video menyayat hati terkait porter yang bekerja meski kondisi stasiun sepi dan banyak kereta yang di cancel. Kami Pemkot Semarang tergerak, bersama PDAM Tirta Moedal dan pelaku UMKM di Semarang hari ini memberikan bantuan berupa sembako, makan siang, telur kepada saudara kita para porter di Stasiun Tawang, Stasiun Poncol dan Bandara,”
Bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian Pemkot Semarang kepada para porter yang juga terdampak pandemi.