Setelah adu mulut yang panjang, akhirnya pihak keluarga diperbolehkan untuk membuka peti mati, dengan catatan hanya orang tua, saudara dan bibi yang boleh melihat. Ketika peti dibuka, orang lain diminta untuk meninggalkan ruangan. Jendela dan gorden di rumah duka juga langsung ditutup. Samuel menggambarkan pembukaan peti mati yang disaksikan polisi pengantar jenazah berlangsung singkat.
“Bukanya sedikit sekali. Tapi ibunya (kaget) berteriak padanya, karena dia melihat begitu banyak luka di tubuh dan wajahnya,” kata Samuel.
3. Rumah dipagar betis polisi
Ratusan polisi juga tiba-tiba datang ke kediaman mereka. Kedatangan ratusan polisi mengepung rumah dan menutup pagar sekolah, membuat sekeluarga ketakutan.
“Saat orang ini datang ke rumah, kami kaget. Hati kami seperti mau pecah, karena kami hanya trauma kehilangan,” kata bibi Brigjen J, Rohani Simanjuntak.
Rohani mengatakan, rumah orang tua J berada di kompleks perumahan guru SD di Sungaibahar.
Ketika ratusan polisi datang dengan bus dan 10 mobil membuat kondisi sangat menakutkan. Ada petugas polisi yang memakai seragam, berpakaian hitam putih, dan memakai pakaian santai. Mereka datang lalu membuat pagar seolah-olah mengelilingi rumah.
4. Gerbang ditutup
Ratusan polisi tiba pada Senin sekitar pukul 20.00 WIB, saat keluarga itu berkumpul di dalam rumah. Polisi berbaris di sekitar rumah tanpa komunikasi dan izin.
Beberapa polisi masuk ke rumah dengan mengunci pintu. “Seolah-olah kami diserang, karena rumah itu sedang dikunjungi,” kata Rohani. Merasa terdesak, Rohani menegur polisi dengan nada tinggi. “Jangan begitu Pak, kalau masuk rumah orang, kami masih sedih, kami trauma. Yang sopan pakai alasan,” kata Rohani.
1 2