Pengurus Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) melaporkan sebagian besar harga kebutuhan pokok seperti tepung terigu, minyak goreng, telur ayam, daging ayam, daging sapi, dan cabai rawit masih bertahan tinggi pada pekan ini.
“Pemerintah harus mewaspadai kenaikan harga menjelang bulan Ramadhan. Jika melihat tahun lalu, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan, seperti tepung terigu, telur ayam, daging sapi, daging ayam, cabai rawit,” kata dia.
Wakil Sekjen DPP Ikappi Ahmad Choirul Furqon dalam siaran persnya, Sabtu (26/3/2022). Selain itu, Furqon menggarisbawahi bahwa harga minyak goreng curah masih tinggi di pasar tradisional. Menurut dia, harga minyak goreng curah yang masih tinggi menyulitkan pedagang dan pembeli.
“Bahkan harga minyak curah di pasar tradisional masih di atas batas wajar dengan harga sekitar Rp. 20.000 per liter. Pengaduan terus mengalir ke kami, jadi kami akan terus mendorong pemerintah untuk mensinkronisasikan produksi dan permintaan,” ujarnya.
“Bawang putih merupakan komoditas yang sebagian besar lebih dari separuhnya diimpor, makanya pada tahun 2021 kemarin, menurut data statistik, Indonesia menjadi importir bawang putih terbesar di dunia,” ujarnya.
Sistem Pengawasan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan mencatat sebagian besar Bapok mengalami kenaikan harga yang signifikan atau jauh dari harga acuan yang ditetapkan otoritas perdagangan.
Harga sembako yang terus naik di Pasar Tradisional Kota Bandar Lampung membuat para pedagang resah karena dihantui kerugian.
Sejauh ini terpantau harga cabai sudah menembus Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu per kilogram. Tak hanya itu, harga sejumlah bahan dapur lainnya, bahkan sayuran juga merangkak naik.
Sementara itu, harga minyak goreng curah di Pasar Tradisional Bandar Lampung masih tergolong tinggi atau sekitar 16 ribu rupiah per liter. Sementara minyak goreng kemasan dijual di atas 22 ribu per liter.
Para pedagang mengaku belum menerima pasokan Minyak Kita yang baru saja diluncurkan Mendag dengan harga murah.
“Sudah tidak turun lagi, turun (pendapatan),” kata Tumini, seorang pedagang.
“Belum, belum ada yang masuk ke sini (minyak kita). Saya tidak tahu kalau Pasar Tamin,” kata pedagang Sumardi.
Pedagang berharap pemerintah bisa segera menstabilkan harga bahan pokok di pasar.